“La tansaana, ya Hakeem. (Jangan lupakan kami ya) ” Pesan Nafi’, seorang kawan berkebangsaan Mesir, bersuara merdu kalau berdendang syair atau mengaji.
“Thab’an laa. Ha natawashal dayman ‘abra al-internet, masyi? (Ya, tentu. Kita akan selalu berkomunikasi lewat internet, oke?) ” Saya meyakinkannya.
“Assalamu’alaikum.” Saya menutup dialog karena harus segera boarding.
Saat itu saya pamit
meninggalkan kampung halaman kedua setelah Indonesia. Satu negeri yang dikenal
dengan sebutan negeri seribu menara. Saya lambaikan tangan seraya berucap, ilaa
al-liqa’ (sampai berjumpa kembali). Bibir ini enggan melontarkan kata, wada’an
(selamat tinggal) Sebab berharap suatu saat bisa kembali lagi.
Rasa hati antara sedih dan gembira kala itu bercampur
aduk. Sedih lantaran harus meninggalkan negeri yang mengayakan diri ini dengan
ilmu. Gembira karena saatnya berkumpul dengan keluarga di tanah air.
***
Sepulang ke Indonesia, saya kerap berkomunikasi dengan si Nafi’ melalui
jejaring sosial. Bertukar kabar soal kondisi Mesir terkini. Terutama aktifitas dia mengajar mengaji.
Selain itu, dia sesekali mengirim
link-youtube rekaman penampilan
Nasheed dia ke saya. ٍTerlebih saat ramadhan tiba dan dia kerap diundang stasiun
televisi untuk bersenandung atau mengaji.
Tukar sapa lewat jejaring sosial terbilang lancar. Tapi ketika harus membuka youtube atau
download link yang dia kirim, saya nyerah deh. Saya kesulitan membukanya.
Pasalnya? Memang kuota internet-nya terbatas dan lelet.
Sesekali saya coba membukanya di warnet. Wah, sama saja. Apalagi kalau
sedang penuh pengunjung. Kuotanya pasti saling berebut. He he.
“Eh ra’yak fi ‘ardh bita’I ana? (Bagaimana
menurutmu penampilanku?)” tanya Nafi’ satu ketika.
“Hm..kuways (hm, oh bagus)” Jawabku agak
tersendat. Saya sendiri belum membuka seluruh link-
nya tersebab internet tidak
kencang. Yang saya tahu suara dia memang bagus.
Cukup lama saya jarang membuka link-link penting di youtube kiriman Nafi’
karena terkendala jaringan—kecuali ketika beberapa bulan saya tinggal di Eropa,
karena internet di sana ‘ngacir abis’—akhirnya belum lama ini saya dikabari
kawan yang telah memasang IndiHome.
***
“Aiwah!” Saya terangguk-angguk gembira.
Katanya, Indihome memuat tiga layanan utama. Pertama, Telepon Rumah
(Voice); Kedua, Internet on Fiber atau High Speed Internet; Ketiga,
layanan Usee TV Cable. Biasa juga dikenal dengan Interactive TV.
Keunggulan IndiHome adalah 100 % kabel yang digunakan adalah Fiber Optic,
bukan lagi Kabel Coax/tembaga. Wah, kalau sudah Fiber Optic yang digunakan, maka
Bandwidth-nya up to 100 Mbps, sangat stabil, tidak perlu perawatan secara
berkala, lebih tahan dari gangguan gelombang elektromagnetik, dan dipastikan
aman dari sambaran petir.
Saya tersenyum renyah. Apalagi saat IndiHome menawarkan GRATIS nelpon 1000
menit lokal atau interlokal per-bulan.
Senyum saya kian merekah. Terutama karena ada 18 TV lokal dan 81 TV
Internasional yang disiarkan IndiHome dengan layanan Interactive TV. Maksudnya,
bisa menayangkan ulang acara live TV tertentu dalam rentang waktu 7 hari ke
belakang (TV on Demand), bisa pula menikmati fitur Pause and Rewind, dan
Recorder TV.

Berarti dengan hanya memasang IndiHome, kita sudah memperoleh tiga layanan sekaligus. Belum lagi terdapat fasilitas tambahan lain jika berminat. Fitur tambahan tersebut berupa wifi, selular, digital music, global call, dan Home automation. Delapan layanan dalam satu paket tersebut (Octuple Play) tentu demi mendukung perkembangan gaya hidup dan kebutuhan kita.
"Seperti kamu yang kepayahan men-dowload
link video kiriman teman kamu di Mesir, video kajian ilmu yang berbobo langsung dari para pakar dari Timur Tengah, maka dengan paket IndiHome ini, semua bisa teratasi," Paparnya.
"Ditambah lagi, sebagai penyuka tayangan olahraga, film dokumenter, atau berita luar negeri, kamu bisa terpuaskan dengan layanan
three in one ini. Coba deh!" Jelasnya.
Hm, saya berpikir menerawang. Sumringah dong.
Meski terbentang jauh dari kawan saya di daratan Afrika sana, namun dengan layanan internet yang kencang dari Indihome, saya tidak akan lagi kesulitan mengaskses link yang dia kirim untuk saya. Terutama yang berisi banyak kajian ilmu yang tidak dapat saya peroleh langsung dari Mesir.
Jadi, usai
berkelana dan menetap di Indonesia, IndiHome dari
TELKOM akan jadi pilihan.