Selasa, 09 Juni 2009

Bersyukurlah

"...Kesehatan akan terasa sangat berharga saat kita sakit. Anugrah terasa sangat mahal saat ia hilang. Oleh karena itu, mumpung kita sehat, bersyukurlah. Selagi anugrah itu berada di tangan kita, bersyukurlah. Selagi hati kita masih bisa merasakan cinta....."


Semoga tidak berlebihan jika saya mengajak anda untuk segera bersyukur saat ini juga. Walau sekedar mengucapkan Alhamdulillah sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat sehat, rezeki, umur, dan sebagainya yang detik ini dirasakan. Sebab di belahan bumi yang kita tidak tahu, detik ini mungkin saja orang sedang tidak bisa merasakan nikmatnya mata berkedip, hidung menghirup udara dan menghembuskannya karena tengah sakit.

Kesehatan akan terasa sangat berharga saat kita sakit. Anugrah terasa sangat mahal saat ia hilang. Oleh karena itu, mumpung kita sehat, bersyukurlah. Selagi anugrah itu berada di tangan kita, bersyukurlah. Selagi hati kita masih bisa merasakan cinta, bersyukurlah. Tidak salah, jika sesekali kita menyungkurkan kepala kita untuk sekedar sujud syukur. Sesuai teladan Nabi, jika mendapatkan hal yang menggembirakan, beliau selalu bersujud sebagai rasa syukur.

Disctrict 7th Nasr City,
19:03 setelah 1 1/2 jam komputer 'ngadat"..hehe (!)

Nikmat Hidup Usai Payah

Jika anda mendambakan kenikmatan hidup yang sesungguhnya, bersusah payahlah terlebih dahulu. Karena, bersusah payah itu ibarat menaman, mengurus, mengairi, dan memupuk tanaman. Sedangkan, kenikmatan hidup itu ibarat menuai buahnya. Kenikmatan menuai buah akan tergantung
kualitas menanam dan mengurus tanamannya. Meskipun, terkadang buahnya tidak selalu sesuai dengan harapan, namun setidaknya kita dapat tersenyum lega karena susah payah itu telah usai.

Pepatah mengatakan, 
"Bersusah payahlah, karena kenikmatan hidup itu lebih terasa setelah bersusah payah."

Untuk itu, biasanya senyuman kita terasa sangat nikmat kala tuntas menangis. Tidur ternyenyak selepas badan lelah beraktifitas, dan kenikmatan terindah kala sirna sengsara. Lalu, mengapa kita tidak bersusah payah dahulu, agar benar-benar meraih nikmat kemudian.

District 7th Nasr City(!)

I Sing, Not Just For Fun!

Sore itu tiba-tiba saya diajak berkumpul di sebuah beranda musholla al-Mahbubiyyah ?pondok tempat pelatihan bahasa Arab diselenggarakan- oleh teman seangkatan penerima beasiswa pendidikan di universitas tertua di dunia yang terletak di negeri seribu menara, Mesir. "Karena kamu bisa musik."


Alasan pertama yang aku dengar darinya. Ternyata dia sedang mengumpulkan teman-temannya untuk membentuk sebuah tim nasyid. Sepertinya dia mengetahui saya pernah bergelut cukup lama di dunia musik dari teman sealmamater di daerahku. Saya memang sejak kecil sudah bisa memainkan berbagai alat musik terutama gitar dan organ. Bahkan ketika masih sekolah berseragam putih merah, saya sering diajak keliling memenuhi undangan tampil di acara-acara hiburan pernikahan.

Semua orang sudah mengetahui kemahiran saya memainkan organ. Lagu-lagu yang sering ditampilkan adalah lagu dengan syair-syair yang mendeskripsikan sikap yang tidak sopan, tidak senonoh, mendorong orang untuk melakukan kemesuman sepeti, peluklah daku dan jangan kau lepas lagi, atau, ku diciumnya, ku dipeluknya aduh hai sungguh senangnya..dan sebagainya. Saat itu saya tidak pernah menganggap kata-kata itu melanggar etika dan agama,

Bekerjalah

Sahabat Abu Hurairah RA berkata, ''Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, seseorang yang keluar mencari kayu bakar (lalu hasilnya dijual) untuk bersedekah dan menghindari ketergantungan kepada manusia, itu lebih baik dari seseorang yang meminta-minta kepada orang lain, baik diberi atau pun ditolak. Karena sesungguhnya tangan yang di atas (memberi) itu lebih baik daripada tangan di bawah (meminta).'' (HR Muslim).


Ada dua hikmah yang dapat dipetik dari cuplikan hadis di atas. Pertama, keutamaan bekerja. Islam tidak memandang jenis pekerjaan, tapi

Sujud Syukur

Seakan-akan sudah menjadi tradisi, orang berpesta pora hingga lupa kepada Allah SWT ketika memperoleh hal yang menggembirakan. Pelajar dan mahasiswa tak bersyukur setelah lulus ujian, atlet lupa ketika telah menggondol gelar juara, pengusaha alpa saat kontrak bisnis sudah diteken, dan sebagainya.

Bahkan, sebagian pelajar yang lulus ujian merayakannya dengan melakukan aksi vandalistis, mencorat-coret baju seragam, dan berkonvoi di jalan-jalan yang mengganggu kelancaran lalu lintas. Apakah demikian cara yang diajarkan Rasulullah SAW ketika diberi anugerah yang menggembirakan?