Rabu, 01 April 2015

CATATAN GURU [1] TANGIS DAN TAWA


Malam Sabtu, bakda Isya minggu lalu, kami sama-sama terhenyak. Saya dan jamaah kecil pengajian kitab di mesjid kampung kami ditohok salah satu ungkapan seorang penyair Arab. Kata-katanya menusuk kalbu kami. Rangkaian kalimatnya membuat kami merenung dalam-dalam.

“Ibumu melahirkanmu dalam keadaan kamu menangis, wahai anak cucu Adam. Sementara orang di sekelilingmu tertawa gembira (dengan kehadiranmu)
Maka (gemar) berbuat baiklah kamu. Supaya ketika orang-orang menangis di hari kematianmu, kamu justru tersenyum bahagia.”
***
Ketika kepergian orang ditangisi, pertanda dia orang berharga. Biasanya kebaikannya terhadap orang lain pun banyak. Sehingga dia menyimpan kesan mendalam di hati orang-orang. Inilah tipe orang bahagia. Orang-orang menangis di hari kematiannya, sementara dia sendiri tersenyum karena tak lama akan menuai hasil amal baiknya.

Lain halnya orang durjana dan durhaka. Kematiannya dirindukan orang akibat sikapnya yang meresahkan. Orang-orang gembira dengan kepergiaannya, sementara dia sendiri menangis dan menderita di alam barzakh karena kelakuan buruknya.
***
Setelah satu setengah jam berlalu, saya menyuruh para perindu ilmu itu untuk menutup kitab. Tuntas sudah dua bahasan (Al-Abhats Al-‘Arabiyyah; kupas bahasa Arab dan Al-Abhats Al-Balaghiyyah; kupas keindahan bahasa Arab:Balagah) dari lima bahasan utama dari setiap hadis yang dipaparkan Syaikh Muhammad Ali Ash-Shabuni, Guru besar di Universitas Umm Al-Qura, Mekkah dalam bukunya, Min Kunuzi Al-Sunnah (terjemah bebas; Mutiara Sunnah)

“Insya Allah Jumat depan kita lanjutkan pada Al-Abhats Al-Nahwiyyah (Kupas Nahwu;Gramatika Bahasa), Al-Ta’rif bi Ar-Rawi (Mengenal perawi hadisnya), dan Asy-Syarh Al-Adabiy (Paparan Sastrawi) dari hadis pertama kitab ini” Pungkas saya.

Kali kedua pertemuan tersebut menyisakan PR besar untuk kami soal tangis dan tawa. Sebab tak mudah menjadi manusia yang ditangisi kepergiaannya oleh karena jasa dan budi baiknya.

*Catatan ringan dini hari ditemani suara guyuran hujan di langit Ciganitri
   


Tidak ada komentar:

Posting Komentar